Minggu, November 01, 2009

drama konyol itu berjudul cicak vs buaya

hai , sudah lama sekali aku tidak mengisi blog ini,mungkin karena terlalu banyak kesibukan ku akhir - akhir ini, mulai dari maen twitter ampe mikirin persoalan negara...ckckcck..udah kaya orang top aja kau ini , sampai ikutan mikir negara ,sebenar nya ga pengen juga ikutan mikir, cuma benci aja liat drama konyol di negara kepualauan tercinta ini .drama yang menjadi best seller di pemerintahan awal SBY-Boediono itu berjudul cicak vs buaya.
meskipun ku tau nanti toh pemikiran ini ga bakalan sampai juga di telinga-telinga penguasa negeri ku ini heheheh...
sebenar nya aku ga faham dengan apapun yang terjadi antara cicak vs buaya , yang gw tau tuh dua-dua nya hewan purbakala yang ampe saat ini masih ada , nah di tinjau dari sifat buaya sendiri memang biasa makan apa aja , induk,sodara kecuali anak-anak nya .
kalau dilihat dari pertengkeran seru antara KPK yang mengasumsikan diri nya cicak dan polri yang berperan sebagai buaya , jalas masalah ini akan panjang.apalagi si penggede bangsa ini atau yang biasa di panggil godzilla, masih belum ketahuan perannya.dan siapa pula tuh anggoro dan anggodo bersaudara, yang kabar nya di peras sama KPK.

cerita ini berawal dari penahanan yang dilakukan terhadap wakil pimpinan KPK bibit samad riyanto dan chandra hamzah,penahanan yang terkesan terburu-buru itu pun akhir nya mendapatkan kritik tajam dari masyarakat, belum lagi alasan penahanan yang juga sering berubah-ubah ,mereka ditahan karena dikhawatirkan mengulangi perbuatan,melakukan penyalahgunaan wewenang, memeras, berikut nya alasan penahanan mereka dilakukan untuk menghindari upaya penghilangan barang bukti, entahlah yang mana yang benar. sementara polri yang merasa sudah punya barang bukti kuat tetap tak bergeming meski akhirnya mereka mendapatkan banyak hujatan dari semua pihak .
sebelumnya, transkip pembicaraan anggodo dengan sejumlah pejabat beredar luas di masyarakat ,yang isinya rekaman pembicaraan mengenai skenario rekayasa untuk kriminalisasi KPK.
anggodo dan anggoro yang kabarnya di peras itu,dalam transkip terlihat dengan gampang memerintah para penegak hukum dan jaksa untuk melakukan upaya pelemahan KPK.
yang jadi pertanyaan saya , ini sebenar nya kasus pemerasan atau suap sih , secara konglomerat yang satu lagi si anggoro kan masih bebas bergentayangan di negeri seberang.berarti ada deal untuk tidak melakukan penahanan , benar bukan??
terlepas dari suap atau bukan , yang mengherankan kenapa pengusaha itu gampang sekali mengatur tindak tanduk para penegak hukum dan pejabat di negeri ini , belum lagi jaksa agung yang di sebut-sebut ikutan tunduk dan patuh dengan dua pengusaha tersebut.
dan jika memang terbukti ini suap , bukan kah dalam suap sama hal nya dengan asas jual beli yang berarti ada deal disana , ada persetujuan oleh kedua pihak , dimana sama-sama sepakat dengan hasil nya .berarti yang salah adalah dua-dua nya , benar bukan ?kalau memang ini suap seharus nya bukan hanya KPK saja yang di tahan , tapi dua bersaudara anggoro dan anggodo seharus nya juga ikutan di bui.bukan di biarkan bebas tak jelas.
dan sang presiden yang ngerasa gerah karena banyak nya tekanan dari segala penjuru , akhir nya meminta pendapat sejumlah tokoh untuk meredam gejolak penolakan penahanan bibit dan chandra.
dan akhir nya sby sepakat dibentuk lah tim independent yang nanti nya akan meninjau kasus ini.
tapi kok aku sangsi, kira2 tim ini bisa ngasih pencerahan atau nggak, atau jangan jangan tim ini cuma sebagai alat untuk mempertahankan pencitraan si "bapak" yang memang hobby bener bermain drama.

Tidak ada komentar: